Pembukaan program magang nasional, Smesco

Sedikitnya 250 peserta program magang nasional kementrian koperasi RI sedang mengikuti acar pembukaan di gedung SMESCO, jl. Gatot Subroto Jakarta..

Pembukaan praktek magang, KOPTI

Sebanyak 20 orang peserta mengikuti acara pembukaan magang dan materi hari pertama untuk sektor produksi tahu tempe. acara dilangsungkan di gedung Primkopti Jakarta Selatan, 3 November 2011

Belajar mengelola keuangan usaha

Salah satu materi yang dielaborasi dalam acara magang tersebut adalah manajemen keuangan. materi ini dirasa penting untuk menumbuhkan mental kewirausahaan yang lebih sistematis dan terencana

Memantapkan sektor tempe

Forum Tempe Indonesia (FTI) selaku salah satu narasumber dalam lanjutan magang di kantor MercyCorps, mengemukakan berbagai potensi besar yang dimiliki oleh tempe sebagai sebuah komoditas yang bukan 'remeh temeh' serta memiliki potensi ekonomi yang besar

Dinamika kelompok

Metode penyampaian yang mengedepankan partisipasi dan dialog diharapkan mampu memacu rasa keingintahuan, pelibatan diri dan integrasi pada serapan-serapan materi. Dengan demikian peserta akan lebih dalam memahami persoalan tahu tempe dan mampu merumuskan ide-ide lebih segar

Turun dapur tempe

Praktek di dapur tahu tempe, melihat dan merasakan langsung proses produksi tempe bagi peserta diharapkan dapat memberi gambaran yang lebih gamblang tentang tempe, pola produksi dan berbagai permasalahannya

Angkat tempe ke tempat penyimpanan

Meski sebagian besar peserta adalah putra-putri para produsen tempe, dengan mengajak mereka melihat dan merasakan proses pembuatan tempe di tempat lain diharapkan mampu memberi ruang perbandingan untuk menajamkan gambaran tentang sektor tahu tempe

Take gambar di lokasi praktek magang

Proses pendokumentasian acara magang oleh petugas yang ditunjuk kementrian koperasi, nantinya diharapkan mampu memberi informasi yang lebih yang dapat meyakinkan putra-putri perajin, dan masyarat umum, bahwa sektor tahu tempe memiliki andil yg besar dalam putaran ekonomi bangsa karena jumlahnya yang mencapai ribuan

Kopti Jaksel Vis a vis Kopti Kendal

Kopti Jakarta Selatan sedang melakukan sharing pengalaman dengan pengurus Kopti Kendal jateng. Pertemuan tsb diharapkan saling ukur kekuatan dan kelemahan dari masing-masing lembaga untuk upaya perbaikan kinerja organisasi dan usaha kedepan.

Gudang tempe Pak Sohibien

Tampak Pak Sohibin (perajin tempe) sedang menunjukkan gudang tempe miliknya. tempe-tempe yang telah diproses dan dikemas akan diletakkan ditempat ini untuk selanjutnya siap dilempar ke pasar.

Promosi Peralatan produksi Higienis

Tampak Pak Ateng (distributor) sedang dengan bersemangat mempromosikan peralatan produksi yang dijual di showroomnya seperti ketel uap, bronjong, dandang, mesin pemecah kedelai hingga cetok tahu, yang kesemuanya berbahan stainless steel.

Demonstrasi Ketel Uap Tahu

Peserta launching berkesempatan menyaksikan showroom peralatan produksi tahu dan tempe, termasuk demo ketel uap untuk permbuatan tahu berbahan bakar LPG hasil besutan Pak Eman asal Ciamis ini.

Equipment Launching Bekasi

Sedikitnya 80 produsen tahu dan tempe hadir dalam acara Diskusi dan Peresmian Kerjasama antara SNP Finance dan distributor peralatan di Margahayu, Bekasi(23/09/11)

Workshop pembuatan tempe

Peserta workshop pembuatan tempe tengah dengan serius mendengarkan penjelasan dari Pak Sunoto, perajin tempe percontohan program TnT Mercycorps di Kramat Djati, Jakarta Selatan (17/08/11).

Sosialisasi Pola Produksi Higienis Jakut

M. Ridha tengah memberikan presentasi terkait pola produksi tahu dan tempe higienis dalam acara pendampingan yang diselenggarakan oleh Sudin Pemerintahan dan KOPTI Jakarta Utara.

Labeling sebagai kontrol kualitas

Tim TnT Mercycorps tampak sedang terlibat diskusi tentang branding bersama dua perajin tempe asal Kranggan, Sarbun dan Muslim. Di rumah yang sekaligus pabrik milik Pak Sarbun tsb mereka bertekat memulai proses branding sebagai langkah lanjut..

Perajin menentukan desain label

Pak Muslim, seorang perajin asal Kranggan Bekasi, tampak sedang berargumentasi mengenai nama label yang akan dipakainya dalam proses branding: akhirnya label "Tempe Pak Mus Pekalongan" dipilihnya dengan yakin sebagai alternatif terbaik.

"Tahuku" diserbu pengunjung

Stand tahu higienis bebas formalin, "TAHUKU" milik Pak Carido dari Mampang tampak diserbu pengunjung hingga ludes terjual, dalam event bertajuk Festival Makanan Nusantara di halaman kantor Walikota Jakarta selatan (28/07).

Setuju tanpa formalin!

Beberapa pengunjung stand tampak terlibat pembicaraan serius tentang proses produksi tahu higienis dan menghindari penggunaan formalin sebagai pengawet.Seorang anggota tim MercyCorps tampak ikut bergabung dalam percakapan tersebut

Boot TnT MercyCorps di MEKAR 2011

Boot TnT Program MercyCorps mendisplay peralatan produksi stainless steel sebagai sarana promosi produk tahu dan tempe higienis dan ramah lingkungan. Sementara itu beberapa produk tempe ludes diserbu pengunjung

Stainless steel untuk produk higienis

Ridha menjelaskan fungsi peralatan berbahan stainless sebagai salah satu cara yang sangat mendasar. selain lebih mudah untuk membersihkan, pemakaian alat ini dapat menekan resiko tercampurnya kacang kedelai dengan karat yang berbahaya untuk terkonsumsi oleh manusia

Rame-rame borong tempe

Pengunjung yang sebagian besar adalah kalangan pebisnis muda beramai ramai saling kunjung stand untuk bertukar informasi. Beberapa pengunjung tampak singgah di boot TnT dan memborong beberapa produk tempe yang sebenarnya disediakan untuk sample display

Mendeteksi potensi bisnis dan investasi

Team TnT MercyCorps tengah menjelaskan kepada seorang pengunjung tentang perbedaan produk tahu tempe yang diproduksi secara konvensional dengan produk higienis yang telah menggunakan peralatan berbahan stainless steel dan LPG gas sebagai bahan bakarnya

Stand KOPTI Jaksel di Harkopnas Expo

Harkopnas Ekspo 2011 diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta dalam rangngka memperingati Hari Koperasi nasional ke-64. Ekspo diikuti oleh banyak kalangan pelaku usaha kecil dan menengah dari berbagai kota dan provinsi di Indonesia

Tester tahu tempe PRIMKOPTI Jaksel

Selain menyediakan fresh tempe higienis yang masih hangat dan siap olah, stand PRIMKOPTI Jaksel juga menyediakan beberapa jenis olahan tahu dan tempe yang sudah dikemas rapi dan berlabel. Pengunjung dapat mencicipi tester gratis di lokasi expo

Kunjungan artis dan pejabat negara

Selain ramai dikunjungi oleh kalangan umum dan mendapat apresiasi yang positif, stand Primkopti Jaksel juga menerima kedatangan beberapa pejabat kementrian koperasi, gubernuran DKI serta Dekopin.

Tampilkan postingan dengan label Tahu Producer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tahu Producer. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Desember 2011

Ketel Uap (Steam Boiler) LPG Untuk Tahu

Penggunaan kayu bakar dalam industri kecil khususnya industri tahu merupakan masalah tersendiri yang sampai saat ini masih menjadi dilema bagi pengrajin. Semenjak pencabutan subsidi minyak tanah beberapa tahun yang lalu membuat kayu menjadi alternatif utama untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar.

Tingginya tingkat polusi yang dihasilkan oleh kayu bakar, rendahnya efisiensi kalor, ketiadaan ruang untuk menyimpan kayu bakar, serta naiknya harga kayu bakar menjadi momok bagi pengrajin tahu. Kebutuhan kayu bakar pada indiustri tahu tradisional berkisar antara 1,5 ton/ukm perhari dan jika diakumulasikan dengan jumlah ukm tahu yang ada di jabodetabek yang berkisar antara 2500-3000 ukm maka kebutuhan kayu bakar pengrajin tahu di jabodetabek perhari adalah 4000-4500 ton/hari.

Penggunaan ketel uap yang berbahan bakar LPG merupakan solusi yang dianggap cukup tepat karena minim polusi, memiliki efesiensi kalor yang tinggi serta tidak membutuhkan ruang yang luas untuk penyimpanan.

Penggunaan LPG sebagai bahan bakar berkonsekuansi pada desain ketel yang harus sesuai dengan karakter LPG tersebut, sehingga pengrajin tahu harus melakukan investasi yang relative besar jika ingin menggunakan LPG. Oleh karena itu Mercy Corps mencoba mensosialisasikan teknologi tersebut dengan mendatangkan satu unit ketel berbahan bakar LPG yang di produksi oleh Fateta UGM Jogjakarta. Ketel tersebut di hibahkan kepada pengrajin tahu yaitu H. Momo Sutisna yang  berlokasi di Utan kayu Jakarta timur, Adapun dengan pemasangan ketel uap berbahan bakar LPG ini diharapkan nantinya dapat menjadi model bagi pengrajin tahu lainnya di Jabodetabek sehingga mau untuk beralih dari kayu bakar ke LPG.

Biaya bahan bakar yang dikeluarkan oleh pengrajin tahu dengan ketel uap LPG ini diharapkan mampu menghemat 15-20% biaya bahan bakar jika dibandingkan dengan biaya bahan bakar kayu. disamping itu kebersihan tempat produksi juga menjadi lebih baik dengan tidak adanya asap dan debu.

Kamis, 01 Desember 2011

Gagasan Kreatif Usaha Tahu Tempe

Program magang nasional sektor tahu tempe yang dihelat bersama antara Kementrian Koperasi dan Mercycorps Indonesia akan segera berakhir dan ditutup pada 6 Desember 2011. Kegiatan yang sudah berlangsung selama satu bulan tersebut berjalan dengan cukup lancar melalui berbagai kegiatan baik yang bersifat teoritis maupun aplikasi lapangan. meski tak sepenuhnya mudah, para peserta yang sebagian besar tak lain adalah putra putri perajin tahu dan tempe terlihat berusaha menyerap berbagai materi yang diberikan untuk memantapkan keyakinan bahwa sektor tahu tempe bisa jadi pilihan usaha yang memiliki prospek sangat potensial, terutama bila mampu dikelola dengan pendekatan yang lebih segar.

Dalam acara presentasi proposal usaha yang dilaksanakan di kantor kementrian koperasi (1/12/11), para peserta yang dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing menyampaikan gambarannya terkait berbagai bentuk usaha yang bisa jadi pilihan kedepan dengan berbagai perhitungan dan rencana yang diupayakan sematang mungkin.

Sebanyak 20 peserta yang hadir dalam kesempatan tersebut tampak bersemangat dan saling "serang" atas masing-masing presentasi yang disampaikan penyaji pada sesi dialog. berbagai ide usaha yang bahkan terdengar "asing" di telinga pun mencuat dalam sesi tersebut, semisal ide usaha produk tempe aneka rasa, chocolate tempe, juice tempe, kripik tahu underdog hingga one stop tempe dan produksi tempe generasi 2.

"Tempe aneka rasa merupakan terobosan menarik yang coba kami kembangkan, mengingat saat ini banyak sekali jenis-jenis makanan olahan dari hasil pengembangan makanan yang sebelumnya sudah ada. membuat tempe dengan rasa coklat bisa jadi pilihan yang akan menarik perhatian konsumen anak muda dan masyarakat pada umumnya untuk mencobanya", kata seorang penyaji membeberkan latar belakang usaha dalam presentasi proposalnya.

Menanggapi feedback forum yang mengkritik idenya sebagai hal yang kurang cocok untuk produk olahan tempe, sang penyaji pun menambahkan bahwa inovasi dan penelitian akan tetap bisa dikembangkan karena saat ini mereka ingin lebih terkonsentrasi pada cetusan ide dasar pengembangan usaha.

Muncul juga dalam forum tersebut cetusan ide produksi kripik tahu dengan brand underdog. entah apa maksud dari pemakaian kata underdog tapi yang jelas proposal usaha tersebut lebih memusatkan perhatian pada produksi kripik dari bahan dasar yang diambil dari ampas tahu. menurut penggagasnya, usaha ini meski tak besar bisa menjadi pilihan cukup taktis karena biasanya ampas tahu hanya digunakan untuk pakan ternak atau bahkan dibuang begitu saja.

"jika kita bisa memanfaatkan ampas tahu menjadi produk yang bisa bernilai ekonomi tentu hal tersebut akan sangat baik, karena tentu bahan dasar kripik akan bisa kami daptkan dengan mudah dan murah, bahkan gratis", ujar sang penyaji.

Sedikitnya 9 kelompok dengan jenis proposalnya masing-masing mencoba menyampaikan presentasinya pada forum yang merupakan hari terakhir dari program magang tersebut. Selain memberi berbagai gambaran usaha dan prospeknya, dalam kaitan tersebut para penyaji tak ketinggalan menyampaikan analisa usaha yang direncanakannya seperti mengenai volume produksi, investasi, penyusutan dan pendapatan. Meski tak semuanya mengajukan konsep dengan cukup baik, tapi Drs. Sanata, instruktur bidang perkoperasian dan kewirausahaan Kemenkop, dengan terus terang memuji semangat dan gairah kreatifitas peserta yang sedikit banyak telah memahami alur usaha yang lebih terencana dan matang.

"Sudah sepatutnya kita memperhitungkan berbagai aspek dari setiap usaha yang dijalani, dimana kematangan dalam menentukan produk, bidikan market dan manajemen keuangan menjadi sedemikian krusial untuk diperhatikan", kata Sanata.

Dalam review yang disampaikannya atas keseluruhan presentasi peserta, beliau memberi catatan yang harus benar-benar menjadi perhatian wirausahawan muda, bahwa selama ini sebagian besar usaha-usaha kecil seringkali tidak jeli dalam mendiskripsikan bentuk usaha secara spesifik ditambah manajemen keuangan yang masih sering asal-asalan.

"Jenis usaha yang dijalankan harus jelas. misalnya usaha tempe rasa, harus jelas rasa apa saja yang hendak dikembangkan. tidak bisa hanya dengan deskripsi aneka rasa karena hal tersebut juga berkaitan dengan bahan-bahan yang akan dipakai dalam proses produksi, dan karenanya juga seluruh potensi pengeluaran dalam proses usaha harus dengan detail dicantumkan seperti gaji karyawan dan transportasi karena hal ini terkait dengan biaya produksi dan perhitungan laba nantinya", tambahnya.

Sementara itu Ibu Mira dari Swisscontact sempat menanggapi diskusi peserta dengan memberi saran digunakannya forum-forum jejaring sosial yang marak sekarang ini. dicontohkannya kasus keripik Mak Icih yang meroket omsetnya melalui promosi gratis dengan memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook dan twitter.

"usaha promosi menantang kita dengan terobosan atas berbagai kemungkinan jalan yang bisa ditempuh untuk memperkenalkan produk. dan pemanfaatan jejaring sosial menjadi pilihan yang sangat murah bahkan gratis untuk ikut mendorong peningkatan usaha kita", ungkap Mira.

Selasa, 22 November 2011

Mengawetkan Tahu Tanpa Formalin


Seperti kita ketahui, tahu bersifat mudah rusak (busuk). Disimpan pada kondisi biasa (suhu ruang) daya tahannya rata-rata 1 – 2 hari saja. Setelah lebih dari batas tersebut rasanya menjadi asam lalu berangsur-angsur busuk, sehingga tidak layak dikonsumsi lagi. Akibatnya  banyak usaha yang dilakukan produsen tahu untuk mengawetkannya, termasuk menggunakan bahan pengawet yang dilarang, misalnya formalin.  

Penyebab mengapa tahu mudah rusak adalah kadar air dan protein tahu tinggi, masing-masing 86 persen dan 8 – 12 persen. Disampang kandungan lemak 4.8 persen dan karbohidrat 1.6  persen. Kondisi ini mudah mengundang tumbuhnya jasad renik pembusuk, terutama bakteri.

Dengan maraknya penggunaan formalin sebagai pengawet tahu, maka dirasakan perlu untuk mencari alternatif lain yang aman untuk mengawetkan tahu. Cara mengawetkan tahu dengan cara yang aman, mudah dan murah perlu diketahui oleh masyarakat luas.  Disamping itu diperlukan juga pengetahuan tentang cara memilih dan menyimpan tahu yang baik. 

Tahu dan Formalin
Sejak tahun akhir tahun 70-an sampai akhirnya sekarang ramai lagi, beberapa produsen dan pedagang tahu di kota-kota besar diduga mengawetkan tahunya dengan formalin. Pengawetan tahu atau bahan pangan lain dengan formalin dilarang di negara kita dan banyak negara-negara lain.  Jika formalin termakan dalam jumlah banyak, mulut dan kerongkongan akan terasa sakit, sukar menelan, ,ual dan muntah, sakit perut dan mencret berdarah.  

Formalin adalah nama dagang untuk larutan formaldehida 36 – 40%. Zat ini merupakan desinfektan yang sangat kuat, dapat membasmi berbagai macam bakteri pembusuk dan jamur, juga dapat mengeraskan jaringan tubuh. Benda yang diawetkan dengan formalin dapat tahan lama disimpan. Di bidang kedokteran dan biologi, larutan formalin 5 – 10 % digunakan sebagai pembunuh kuman dan bahan pengawet tubuh atau bagian-bagian tubuh, sehingga sekarang terkenal dengan sebutan bahan pengawet mayat. Pada kadar 0,5 % formalin digunakan untuk mencuci luka.  

Seperti halnya bahan pangan yang lain, tahu akan menjadi awet sampai seminggu atau lebih jika direndam dalam larutan formalin, tanpa perlu disimpan di lemari es. Tahu akan menyerap formalin, dan formalin itu tidak hilang setelah tahu digoreng atau direbus. Tahu yang telah direndam dengan formalin teksturnya menjadi kompak dan keras.  Kadar airnya lebih sedikit. Adanya formalin dalam tahu, selain dapat dilihat dari teksturnya yang menjadi keras, juga dapat diketahui dari baunya.   

Meskipun dilarang, kemungkinan penggunaan formalin sebagai pengawet tahu oleh orang yang tak bertanggung jawab selalu ada. Untuk mengetahui  apakah tahu diawetkan dengan formalin atau tidak, caranya mudah saja. Jika membeli tahu, periksalah apakah ada bau aneh yang berbeda dengan aroma tahu biasa (yaitu bau khas atau langu dari kedelai). Periksa juga apakah tahu lebih kompak atau keras dari tahu yang biasa kita kenal. Tahu yang pernah direndam dengan formalin, kurang berair disbanding tahu biasa. Di laboratorium, pemeriksaaan adanya formalin dalam tahu secara kimiawi, dapat dilakukan dengan mudah.  

Memilih dan Menyimpan Tahu
 Hal-hal yang penting diperhatikan pada waktu membeli tahu antara lain adalah : Pertama usahakan membeli tahu yang sebaru mungkin setelah dibuat, karena tahu yang masih segar mempunyai bau dan cita rasa terbaik. Kemungkinan besar hal ini dapat diperoleh jika kita membeli tahu sepagi mungkin. Di Jepang, hampir semua tahu dijual dalam waktu satu hari setelah dibuat. Juga, di negara-negara Barat juga sebagian besar dijual dalam keadaan segar menggunakan wadah yang mempunyai cap batas pemakaian. Kebanyakan toko-toko tahu di Jepang dan Amerika membuat tahu pada jam 2 dini hari, sehingga tahu segar dapat diperoleh pada pagi harinya. 

Langkah pertama  adalah melihat warnanya. Hindari tahu yang kemungkinan memakai pewarna buatan yang terlihat mengkilap atau warnanya mencorong tajam. Tahu yang diberi pewarna alami seperti kunyit berwarna kuning buram, tidak mencorong atau mengkilap. Juga perhatikan kekerasan tahu. Jika tahunya mempunyai kekerasan normal tandanya masih baik, sedangkan jika terlalu keras kemungkinan sudah dijual lebih dari satu hari (direbus lagi) atau diberi pengawet yang dilarang, misalnya formalin. 

Sebaiknya tahu disimpan dalam lemari es dengan suhu tetap, tetapi dijaga jangan sampai membeku. Sebelum ditaruh dalam lemari es, jangan direndam dulu dengan air panas. Tahu yang dibeli dalam kantong plastik biasanya diberi air perendam yang jumlahnya masih kurang (tidak terendam semua). Jika akan disimpan, buang air tersebut lalu taruh tahu dalam wadah atau mangkok dan diberi air baru sampai terendam semua dan simpan dalam lemari es dalam keadaan tertutup.

Mengawetkan Tahu tanpa Formalin
 Sebenarnya, tahu dapat diawetkan dengan cara yang sederhana, mudah dilakukan dan dengan bahan pengawet  yang mudah diperoleh, aman atau diizinkan penggunannya serta harganya yang cukup murah. Berikut ini diuraikan beberapa cara pengawetan tersebut :

Perendaman dalam larutan kalium sorbat.  
Mula-mula  rebus air sampai mendidih  dan buat larutan kalium sorbat 0.3 persen dengan air tersebut. Tahu dicuci dengan air matang dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Lalu masukkan larutan kalium sorbat di atas sampai semua tahu terendam dan ditutup rapat menggunakan siller. Dengan cara ini tahu dapat disimpan pada suhu kamar dengan daya awet 7 – 8 hari 

Perendaman dalam larutan garam.
Buat larutan garam 5 persen dengan menggunakan air matang. Tahu dicuci dan direbus selama 3 menit. Dalam kedaan panas masukkan tahu dalam larutan garam. Cara ini dapat mengawet tahu selama 5 hari.

Perendaman dalam campuran larutan kunyit dan jeruk nipis.  
Kunyit dicuci dan ditumbuk sampai halus, lalu buat larutan kunyit 3 persen menggunakan air matang, kemudian disaring. Tambahkan air jeruk nipis sehingga pH larutan menjadi 3.5 – 4. Tahu dicuci lalu direbus selama 3 menit dan direndam ke dalam larutan di atas sampai seluruh permukaannya terendam. Metode ini dapat mengawetkan tahu selama 3 hari. 

Perendaman dalam larutan air matang.  
Mula-mula tahu dicui dan ditiriskan. Kemudian direndam dalam air mendidih sampai betul-betul terendam. Lakukan penggantian air panas baru setiap 24 jam, dengan cara ini tahu tahan disimpan selama 5 hari.

Perendaman dalam campuran sari jeruk lemon dan garam dapur.  
Buat larutan sari jeruk lemon 10 persen dan tambahkan larutan garam dapur sebanyak 4 persen. Rendam tahu  ke dalam larutan di atas dalam wadah plastik. Metode ini dapat mengawetkan tahu selama 10 hari.


*Oleh : Ir. Sutrisno Koswara, MSi 
          Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
          Institut Pertanian Bogor


Sumber:  http://ebookpangan.com/ARTIKEL/Mengawetkan%20tahu%20tanpa%20formalin.pdf

tokennya techn 66KPMMRNSJHM

Senin, 07 November 2011

Melanjutkan Estafet Tahu Tempe: Magang Usaha Bagi Putra-putri Perajin

Dalam upayanya membangun mental kewirausahaan di kalangan muda dan membuka peluang kerja, Kementrian Koperasi dan UKM membuka Program Magang Dan Gelar Informasi Pendidikan Perkoperasian Indonesia 2011 digedung SMESCO Jl. Gatot Subroto, Jakarta (1/11/11).

Deputi pengembangan SDM Agus Muharam mengatakan, program ini merupakan solusi yg ditawarkan pemerintah untuk mengatasi pengangguran, serta mendorong kewirausahaan.

Menurutnya, program hasil kerjasama pemerintah dan swasta ini akan mendidik mahasiswa dan pemuda secara langsung di berbagai perusahaan, yang akan berguna jika mereka nanti masuk dunia kerja sebagai wirausaha.

Agus muharam juga menjelaskan, hal itu untuk menjembatani kekosongan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja, serta keinginan pemuda untuk memulai usaha baru.

Program T&T MercyCorps Indonesia yang juga ambil bagian dalam kemitraan acara tersebut telah mengkoordinasikan sedikitnya 20 orang peserta yang hampir seluruhnya adalah putra-puteri perajin tahu tempe di wilayah Jakarta.

"Sebagian besar peserta magang yang kita tangani adalah potensi calon penerus usaha tahu dan tempe. Kita berharap mereka benar-benar serius untuk mengikuti program ini sehingga nantinya usaha tahu tempe dapat berkembang dengan pendekatan usaha baru yang lebih segar, dengan manajemen usaha yang rapih dan berwawasan enterprenership yang mantap", demikian disampaikan Yuyu Rahayu dari Tim T&T.

Seusai pembukaan, acara yang sedianya akan berlangsung selama sebulan penuh dan diikuti oleh kurang lebih 250 peserta tersebut diserahkan penanganannya kepada masing-masing pendamping magang. Bidang usaha tahu tempe yang di-lead langsung Tim T&T sendiri memulai acara orientasi dan pelatihan di ruang pertemuan kantor KOPTI Jakarta Selatan (3/11/11).

Hari pertama pelatihan yang menghadirkan Pak Ade (Swiss Contact), Sutaryo (KOPTI Jakarta Selatan) dan MercyCorps sendiri berlangsung cukup lancar. Pak Ade yang memulai paparannya tentang kewirausahaan dengan menunjukkan sebuah rekaman video yang dicapture dari sebuah siaran televisi, menekankan pada upaya kreatif untuk menangkap peluang usaha dari lingkungan sekitar.

"Kalau kita jeli sebenarnya kesempatan membuka usaha tersedia di lingkungan kita. Meski mungkin dimulai dengan skala yang kecil, tapi jika dilakukan dengan kapasitas manajemen yang baik, usaha tersebut bisa berkembang dengan potensi profit yang menjanjikan", demikian papar Pak Ade.

Sementara itu Sutaryo, kepala bidang usaha Kopti Jakarta Selatan meyakinkan peserta akan potensi besar yang ada dalam usaha tahu tempe.

"Tahu dan tempe harus dikelola dengan terobosan-terobosan yang baru. Bekal pendidikan yang anda miliki misa menjadi modal mengembangkan usaha ini menjadi lebih maju", demikian dikatakan Sutaryo.

Selanjutnya materi pola produksi bersih yang disampaikan M. Ridha kembali mengajak pada perubahan prilaku produksi sebagaimana selama ini diterapkan pada produksi tahu dan tempe. Dengan melakukan perubahan prilaku produksi, selain produk menjadi meningkat kualitasnya, hal tersebut akan memberi sumbangan penting bagi tumbuhnya usaha tersebut sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.

Gatot Syafdiono dari program OWOF MercyCorps yang digandeng T&T untuk menyuntikkan materi manajemen keuangan usaha menutup hari pertama pelatihan tersebut dengan berbagai pendekatan dinamika kelompok. Dengan pendekatan ini diharap materi pelatihan akan berlangsung aktif dan mendorong partisipasi peserta.

"Melalui study kasus dan permainan, materi akan lebih mudah terserap oleh teman-teman, selain mengatasi dapat kejenuhan", kata Gatot di sela-sela pelatihan.

Orientasi dan Pelatihan hari pertama Magang tahu tempe tersebut ditutup pada pukul 16.00 dan rencananya akan dilanjutkan kembali pada keesokan harinya. Dari hasil kontrak belajar peserta, materi akan dimulai pada pukul 9.00 pagi hari hingga 16.00 di tempat yang sama. Penajaman materi manajemen keuangan usaha pada hari kedua tersebut selanjutnya akan menjadi bekal bagi peserta sebelum kemudian mereka di"distribusikan" ke tempat-tempat usaha tahu tempe di wilayah jakarta Selatan sepanjang bulan november 2011. (Loji)

Rabu, 02 November 2011

Perajin Tahu Tempe Jaksel Ikuti Bimbingan Teknis bagi Makanan dan Minuman

Sedikitnya 50 orang perajin tahu dan tempe di wilayah jakarta selatan berkumpul di lantai IV Kantor Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis bagi Makanan dan Minuman yang diselenggarakan oleh Sudin Industri dan Energi (26-27/10/11).

Kegiatan yang salah satunya bermitra kerja dengan Primkopti Jakarta Selatan itu bertujuan untuk memberi proyeksi teknis terkait prosedur standard pengolahan makanan dan minuman, serta peraturan-peraturan pemerintah menyangkut hal tersebut. Sayangnya mengenai proses pengolahan makanan, khususnya tahu dan tempe tidak secara spesifik dibahas. Kekosongan materi ini selanjutnya diisi oleh Tim T&T MercyCorps dengan kembali mengelaborasi pentingnya proses produksi bersih.

M. Ridha yang menyampaikan materi tersebut pada 27 Oktober malam menekankan lagi akan pentingnya pola produksi bersih bagi usaha produksi tahu dan tempe. Peserta yang sebagian telah mengikuti acara study banding produksi tempe di Semarang tiga hari sebelumnya pun tampak menikmati alur materi itu dengan suasana yang cukup cair dan partisipatif sehingga juga memudahkan narasumber untuk mengembangkan dinamika forum. Sesi ini dilengkapi dengan rekaman video testimoni oleh Pak Sohibien, seorang produsen tempe sukses asal Semarang.

Selain tentang produksi bersih (cleaner production), T&T juga menambahkan materi Branding (baca: pelabelan) sebagai bagian dari upaya pengembangan pasar dan kampanye produk higienis. Melalui branding, diharapkan produsen akan memiliki nilai jual yang lebih selain juga bermanfaat untuk menjamin kelayakan produk bagi konsumen. Dan untuk meyakinkan hal tersebut, narasumber sengaja membeli dua bungkus jajanan merk Qtela yang diproduksi oleh Indofood, yang mana bahan dasarnya tak lain adalah tempe hasil produksi Pak Sohibien yang menjadi salah satu tempat tujuan study banding Kopti Jakarta Selatan tiga hari sebelumnya.

Sebagai penutup, Tim T&T mensosialisasikan keberadaan web blog (www.tnt-warehouse.co.cc) sebagai sarana informasi dan komunikasi terkait produksi tahu dan tempe. Dibantu oleh Loji, Ridha menjelaskan perihal manfaat dan kegunaan dari website atau blog . Ditambahkan pula bahwa saat ini Kopti Jakarta Selatan juga telah memiliki blog sendiri (www.kopti-jaksel.blogspot.com) yang bisa diakses setiap saat, untuk memberi update kegiatan, perkembangan usaha hingga daftar harga kedelai paling mutakhir (Loji).

Selasa, 02 Agustus 2011

TAHUKU, Tahu Higienis Bebas Formalin!

JAKARTA, MC-T&T -- “TAHUKU, tahu higienis dan bebas formalin”, demikian bunyi slogan dan sekaligus merk yang terpampang di tahu milik Carido, seorang produsen tahu di daerah Mampang Jakarta Selatan. Pada 28 Juli 2011 lalu, Carido bersama Mercy Corps menjadi salah satu stand partisipant dalam “Festival Makanan Nusantara” di halaman kantor Walikota Jakarta Selatan. Sedikitnya 30 stand makanan digelar pada event yang diselenggarakan oleh Sudin Perindustrian Jakarta Selatan tersebut.

Terpilihnya Carido sebagai salah satu partisipan tentu bukan tanpa alasan, Pihak penyelenggara -- dalam hal ini Sudin Perindustrian -- menilai bahwa tahu milik Carido memang sudah selayaknya untuk dipromosikan kepada masyarakat dengan alasan proses yang sudah memenuhi standard higienis, bersih dan bebas dari penggunaan bahan pengawet formalin yang ditengarai berbahaya bagi kesehatan konsumen.

Sedari dulu, terlebih setelah melakukan renovasi pabrik dan berganti ke peralatan stainless steel, tempat tinggal carido memang mulai sering mendapat kunjungan dari berbagai instatnsi pemerintah, baik untuk tujuan uji coba maupun sekedar tinjauan seremonial pejabat. “banyak mbak yang sering datang dari pihak pemerintah ke pabrik saya” ujar Carido ketika dihubungi tim T&T beberapa waktu lalu.

Sebelumnya Progran T&T MercyCorps melakukan supporting terhadap Carido melalui pembuatan desain beserta pembiayaan cetak label plastik tahu miliknya. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa  tahu Carido telah diproses secara bersih dan telah menggunakan peralatan higienis stainless steel, sejalan dengan sasaran kerja program T&T. Sedangkan digelarnya ajang Festival Makanan Nusantara ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi Carido untuk dapat mengenalkan produk tahu yang diproduksinnya kepada masyarakat secara lebih luas, pun juga sebagai bagian dari pengembangan jaringan untuk dapat meningkatkan skala usaha.

Terlihat sejak pagi pengunjung yang kebanyakan memakai seragam PNS mengunjungi stand Carido, sebagaian dari mereka tampak penasaran terkait apa yang membedakan produk tahu Carido dengan tahu pada umumnya. “ apa si mbak yang membedakan? yang ini udah bebas formalin kan”? demikian serentetan pertanyaan yang acap kali keluar dari mulut para pengunjung.

Respon yang positif dari event ini terlihat bukan saja dari banyaknya pengunjung yang mendatangi stand TAHUKU, namun juga tampak dari ludesnya stock yang disiapkan Carido pada stand miliknya padahal acara belum benar-benar selesai. Walhasil, pada pukul 2 siang Carido pun terpaksa menutup stand tersebut dengan senyum mengembang sembari berucap ”saya berterima kasih sekali kepada Mercy Corps yang sudah membantu saya hingga sekarang”.[]A. Suryana


 


Silahkan copas [CODE]
diatas. Shout to tell us,
'n kami akan linkback:)


Tahu Tempe